Korean Drama Miss Hammurabi - Moon Yoo Seok Writer Interview

Sebelumnya: My Mister, Park Hae Young SWnim Drama: Beyond My Imagination (Compared to Anone)

Not allowed to copy and repost these Little Thing's (ndyra.blogspot.com) Posts to other site. Take out infos and link with credit. You're a good person.

Indo Trans from fan's infos in open thread dramabeans #557

Hakim Moon Yoo Seok, penulis Miss Hammurabi interview terkait respons baik untuk dramanya ini.

Credit: jtbc

Saat ditanya mengenai pendapat dan perasaannya berkaitan dengan banyak penonton yang sampai menyebut drama Miss Hammurabi sebagai 'life drama' mereka, ia menjawab begitu terpaku sebenarnya. Tidak percaya. Ia bahkan awalnya mengira rating episode perdana akan hanya mendapat 1.8% dari kemungkinan beberapa data. Penulis bersyukur angkanya malah 2x lipat lebih tinggi meski di sisi lain juga kecewa karena prediksinya keliru. Hakim Moon Yoo Seok pikir alasan dari reaksi yang bagus terhadap dramanya adalah aktor-aktor yang menjadikan naskah penulis baru ini istimewa (eyyyyy kok nggak setuju ya haha). Seperti saat aktris Go Ara menghidupkan line "bawWowWow" di subway, adegan episode 1.

Pertanyaan berikutnya mengenai apakah penulis memperhatikan tanggapan para penonton dan apa komentar yang paling berkesan, ia mengakuinya (juga menambahkan bahwa orang-orang sekitarnya pun mengirimkannya respon-respon menarik. Ia sampai berpikir kalau saja ia menonton Miss Hammurabi dari sudut pandang (membandingkan dengan) The Lord of The Rings, hakim Sung Gong Choong itu ibarat Gollum. Dan ketika ia menulis adegan Hakim di ruang rapat episode 5, penulis memang membayangkan tentara penyelamat the Lord of the rings sedang tampil secara dramatis.

Mengenai kesan pertama dan sinkronisasi para aktor dan karakter mereka, penulis sekaligus Hakim Moon Yoo Seok bercerita sejak awal saat ia menulis novel, ia sudah otomatis membayangkan Sung Dong Il dari Reply series saat memikirkan Hakim Han Se Sang. Go A Ra menghidupkan pula Park Cha Ohreum yang kadang memiliki energi cerah dan kejujuran yang membuatnya mengatakan apa yang ia ingin katakan. Ketika bertemu dengan saya pertama kali, ia bertanya mengapa Ohreum marah setiap waktu? Ia pikir ia tidak akan melakukannya jika dirinya menjadi Hakim. (cerita ini membantah mereka yang mengatakan A Ra yang membuat karakternya seperti ini. Yap, sudah begini naskahnya dari sana. Di variety show Knowing Bros terungkap kalau Park Cha Ohreum berarti melingkupi-dilingkupi perasaan, atau agak over?) Hakim Moon Yoo Seok menjelaskan bahwa novelnya dipublikasikan di surat kabar tahun 2015, di saat banyak orang merasa sedih dan marah akibat peristiwa kapal Sewol yang tenggelam tragis. Tetapi masa tersebut telah berlalu dan emosi para karakter harus persuasif di drama. Makanya ia memodifikasi karakter Ohreum dengan (menambahkan) pesona A Ra sendiri yang cerah dan seperti tidak tahu malu (nggak jaim) di paling atas atau utamanya drama ini. Penulis pikir, itu akan menjadi karakter yang sangat menarik. (banget. Refreshing)

Ada sebuah kejadian yang ia ingat. Di akhir episode 2, kejadian piring panas di rumah makan, naskahnya berbunyi "Ohreum duduk menahan air matanya, mencoba tetap tenang". Namun ketika saya bertanya ke sutradara Gwak, ia bilang Go A Ra terisak di adegan tersebut saat pembacaan naskah dan menangis tanpa henti ketika syuting. Sutaradara mengaku sudah menghentikannya dan syuting ulang tetapi Go A Ra masih menangis.  Ia hanya bisa melihatnya, hingga di suatu titik ia merasa mungkin sebagai seorang manusia bukan aktris, ia tak bisa berhenti menangis di atas kesulitan orang lain. Dan pemikiran ini bermakna sehingga ia berhenti untuk menghentikannya. Mendengar ini, penulis jadi ikut terbawa perasaan dan bersyukur untuk ketulusan hatinya.

Sangat berkesan juga ketika kami mengcasting Kim Myung Soo (L) untuk karakter Im Ba Reun. Saat pertemuan pertama, ia bercerita ia membaca novelnya yang berkesan. Saya pikir pengakuan ini cuma basa-basi yang sopan saja, sehingga saya lanjut menanyakan bagian mana yang paling ia sukai. Saya pikir ia akan memilih adegan menyenangkan atau manis yang biasanya dipilih oleh para pembaca (review pembaca lain?), namun saya terkejut Myung Soo justru memilih adegan di mana karakternya mengunjungi komplek penduduk miskin, komplek sewa apartemen, yang mana sangat menyedihkan dan realistis. Begitulah kami kemudian mulai membicarakan apa yang kami rasakan terhadap adegan tersebut dan ia jadi malu-malu berkata, sebenarnya jika ia memiliki waktu (luang) ia hanya akan membaca komik. Maka jika ia yang notabene lebih suka membaca komik saja bisa membaca novel ini, berarti orang lain juga. Kejujuran ini sungguh mempesona. Biasanya orang-orang akan membayangkan yang mewah-mewah mengenai idol. Tetapi Kim Myung Soo adalah seseorang yang lebih suka menyusuri gang sepi daripada mengikuti pesta setelah konser besar di Tokyo Dome. Saat itulah tim produksi merasa, ah.. Pria inilah si Im Ba Reun. (so bisa jadi Myung Soo as Ba Reun ini hasil audisi 🤔)

Sementara saat mendengar aktor Ryu Deok Hwan akan memerankan Jung Bo Wang, saya cukup takjub. Ia memiliki kemampuan untuk menjadi tokoh utama yang bisa dipercaya, tapi ia mengambil peran ini meski kecil sekalipun. Saya pergi ke sesi pembacaan naskah pertama dan ketika ia muncul, kehadirannya seperti dapat mengubah suasana. Melihatnya menunjukkan energi penuh, saya jadi menambah banyak adegannya di drama. Karena saya ingin melihatnya (berakting).

Pertemuan dengan Lee Elijah sangat berkesan pula. Saya jadi tahu ia sangat suka membaca. Ia menyukai sekali profesor religi (?) Bae Chul Hyun, "Pertanyaan-pertanyaan besar Tuhan", sampai pernah pergi ke Harvard tempat sang profesor menuntut ilmu. Saya juga menambahkan sisi ini ke karakter Lee Do Yeon. Aktris Lee Elijah memberi saya pemikiran-pemikiran yang bermakna seperti mengubah suatu kata (diksi?) untuk naskah, serta membantu saya memperbaiki banyak bagian pembenahan yang saya lewatkan.

(nonton cerita bagus, penasaran apa ceritanya nyata atau nggak) Penulis Moon Yoo Seok mengungkap bahwa memang ada beberapa kesamaan dan bagian di mana ia menggunakan pengalamannya dalam cerita. Namun semua karakter dan kejadian merupakan hasil imajinasinya (kecuali beberapa yang ia sebut sumber infonya ya). Hakim Moon Yoo Seok mengaku merupakan seorang yang suka berimajinasi daripada merekam suatu kejadian begitu saja. Sebenarnya karakter-karakter tersebut dibuat dengan proses peleburan kepribadian aktor ke dalam karakter. Contohnya sisi ketulusan Im Ba Reun, kesopanan, kepolosan, serta ketidaksempurnaannya (kadang ceroboh walau terlihat pintar), kesemuanya adalah hasil observasi saya terhadap Kim Myung Soo.

Adegan favorit penulis sendiri adalah ending episode 3 yang paling tak terlupakan. Di mana seorang pegawai pengadilan Lee yang merasa menang atas kasus pelecehan seksual justru bertemu bahaya kemudian di sebuah gang malam hari. Penulis menulisnya dengan perasaan, "tetapi realitanya adalah.." (ia menutup kasus dengan ending yang baik, tapi menyajikan penutup episode yang seolah membeberkan kenyataan tak seindah drama). Ada kekhawatiran waktu itu, adegan ini tak cocok menjadi penutup episode disebabkan ketiadaan karakter utama yang terlibat. Namun sutradara Gwak memahami maksud penulis menuliskannya demikian dan tetap menggunakan idenya. Aktris yang memerankannya pun menampilkan ketakutan, frustasi, marah dengan sangat baik. Sungguh digambarkan dengan lebih jelas daripada yang datar dituliskan di naskah. Penulis lagi-lagi mengucapkan terimakasih.

Untuk line paling berkesan, pertama adalah yang diucapkan Hakim Has Se Sang. Hakim Moon Yoo Seok hanya menulis, apakah kau menjenguk Hakim asistenmu? *menggunakan dangsin saja (saat ia keguguran akibat kelelahan bekerja). Tapi Sung Dong Il mengubahnya(/menambahkan?) "ni" (yang lebih halus? Merendah diri?) ketika syuting. Ekspresi itu melekat kuat dalam sanubari penulis dan ia sangat menyukainya. Ia bahkan menganggap aktor yang menyatu dengan karakternya dan berbicara (dengan caranya) adalah sebaik-baik penulis. Dari banyak line yang ia tulis, Hakim Moon Yoo Seok lebih menyukai line yang ditulisnya tanpa berpikir (panjang) daripada line yang ia tulis sambil berpikir keras. Kebanyakan merupakan line-line yang ia tulis untuk karakter Jung Bo Wang. Khususnya di episode 3 tentang kasus pelecehan, para hakim (Ba-Reum) berdebat serius mengenai siapa sebenarnya yang teratas di perusahaan periklanan. Jung Bo Wang ketika itu menjawabnya enteng, Seolhyun? Penulis merasa bangga menulis line in. (haha haha saya juga suka kok)

Oh ya, sebenarnya ada beberapa pendapat yang bilang bahwa adegan-adegan di mana orang-orang yang terlibat rekonsiliasi menangis di pengadilan setelah kasusnya terselesaikan itu tidak nyata. Menanggapi ini penulis justru menceritakan kalau malahan di dunia nyatanya lebih dramatis. Di sesi mediasi, orang-orang kadang terus membicarakan masalahnya tanpa henti dan berakhir bersalaman, menangis, dan pergi. Prosesnya memakan waktu berjam-jam namun drama ini hanya menunjukkannya dengan waktu yang singkat (oleh karenanya terasa hampir mustahil).

Tak dipungkiri apapun profesinya, banyak drama berakhir dengan plot romansa. Dari sini banyak pula yang meragukan perlunya penambahan romansa di genre dunia pengadilan begini. (Kesekian kali, penulis menyenangkan saya dengan jawabannya)  Penulis Moon Yoo Seok berujar, berhubungan dengan cerita manusia, menggambarkannya seolah tak ada perasaan apa-apa antara wanita dan pria juga tidak realistis. Apakah ada seseorang yang bekerja 24 jam dan cuma mencemaskan masalah serius saja? Hakim Moon Yoo Seok tidak mengatur kerangka keseluruhannya di awal. Ia lebih memilih berusaha membayangkan orang seperti apa karakter-karakternya itu. Dan dengan menghadapkan masing-masing karakter ke situasi yang familiar, ia membayangkan bagaimana karakter-karakternya akan menanganinya. Begitulah karakter-karakter tersebut bebas membuat ceritanya sendiri. Menyenangkan memvisualisasikan bagaimana para karakter saling berkonflik satu dengan lainnya karena perbedaan mereka dan lalu mengubahnya menjadi hubungan baru.

Jelas banyak yang kaget mengetahui ini adalah drama dari Hakim (yang masih aktif). Momentum apa yang membuat Hakim Moon Yoo Seok memutuskan menulis sendiri drama ini? Penulis menjawab ia menyukai kartun, novel, dan film sejak muda. Plus ia termasuk yang ketagihan sampai bisa berjalan sambil memikirkan banyak cerita. Sekarang pun ia harus melepaskan bermimpi untuk cerita ini dan itu. Ia benar@benar tidak tahu satu hal saja soal cara menulis novel atau drama. Penulis hanya nekad memberanikan diri sebab ia menyukai sebuah penceritaan. 

Sekitar musim semi kemarin, ada obrolan tentang pembuatan drama. Saya jadi ingin menulis penambahan di bentuk naskahnya dengan keinginan mempublikasikannya di perusahaan penerbit yang sama (dengan novel aslinya). Itu lebih banyak dari yang disiarkan karena saya menuliskan semua yang ingin saya tulis dan hasilnya begitu blak-blakan dan kurang menjual.

Penulis cukup terhenyak ketika rumah produksi (new&studio) berkata akan membuat drama dari naskah saya yang telah dipadatkan tanpa penambahan penulis atau asisten. Penulis Moon Yoo Seok beranggapan bahwa pak sutradara sangat ahli sehingga begitu percaya diri mampu menutupi kekurangan (naskah) dengan pengambilan gambar dan penyuntingan (yang bagus).

Lebih lanjut Hakim Moon menjelaskan bagian yang paling ia sukai adalah bekerja sama. Ia senang dapat melihat proses di mana sutradara, rumah produksi, para aktor, staff, karakteristik semuanya, juga setiap ide membuat naskahnya yang kurang itu lebih berisi, jelas, dan kaya. Karena ia menulis naskah dasarnya di awal, ia kemudian bisa memodifikasi naskahnya agar sesuai dengan kepribadian, pesona, serta cara bicara para aktor. Dan proses inilah yang mulanya menjadikan karakter yang biasa terlihat nyata plus multi dimensi. Menggembirakan sekali (saya bisa ngerasain huhuuuu).

Satu yang penulis Moon sedihkan adalah biaya hak cipta yang sangat mahal. Mereka tidak bisa menggunakan musik pop atau jazz (untuk dimasukkan ke dalam drama.  Eh? Romantic Doctor Teacher Kim ada kok. Gede ya berarti). Penulis awalnya tidak tahu tentang ini sehingga disebabkan ia yang sangat menyukai musik, ia tambahkan musik untuk mengekspresikan emosi karakter di tiap adegan dan menulis banyak adegan yang berhubungan dengan musik. Sayangnya sulit menggunakannya (kecuali musik klasik Ravel Bolero? Yang memang ada di drama). Beruntung, pengarah musik mampu menciptakan musik yang keren (original untuk drama ini)

Btw bagaimana penulis yang seorang hakim dengan begitu banyak pekerjaan bisa menyempatkan waktu menulis novel dan mengisi kolom surat kabar? Penulis Moon Yeo Seok memaparkan sebagaimana ada orang yang menjadikan mendaki hobinya, atau bermain game online, baginya menulis merupakan permainan dan istirahatnya. Sejujurnya ia menulis karena ia suka membaca apa yang ia tulis (eh mirip). Mau kekanakan atau membosankan sekalipun, cerita penulis adalah biasnya yang sebenar-benarnya. Hakim Moon tidak mengakui dirinya sebagai penulis. Ia hanya seseorang yang senang membaca dan menulis. Layaknya penggemar idol yang menulis fanfic, ia hanya menulis jika saya punya sesuatu yang ingin saya bicarakan (tos! Sama). Jadi ia berniat menulis dengan sangat cepat. (yang ini yang hmmm bisa nggak ya saya) Penulis biasanya menulis di Jumat malam dan akhir minggu. Dan ketika ia lelah, ia akan bersepeda atau membaca. Sebagai seorang yang egois tanpa minum-minum dan tak begitu menyukai kumpul-kumpul(?), ia pikir ia punya banyak waktu menulis tanpa mempengaruhi pekerjaannya.

2 Responses to "Korean Drama Miss Hammurabi - Moon Yoo Seok Writer Interview"

  1. Hammurabi terkesan sangat konsern dengan isu-isu perempuan. Apakah penulisnya seorang yang punya perhatian besar pada isu feminis?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah.. Bisa jadi Pak Hakim memang demikian

      Delete

I talked about my thought the most because I dont know the others mind^^ You can share your own here.

thank you very much for your comment. :)
Hope you can come back!!!

*Pssssst I'd like you to join my little survey here, wanna know from what fanbase you come.. so "who's your favorite actor/es from this drama?"