Sinopsis Taiyou no Uta Part 1
Langit
mulai terang. Seorang gadis berambut panjang lurus tampak hanya termenung di kamarnya di lantai
dua. Duduk di samping jendela memandang keluar. Tiba-tiba ia menoleh,
memperhatikan seorang lelaki yang
berseragam, yang dengan sepeda motornya membawa serta papan surfing. Namun lelaki yang sempat
berhenti di tempat yang tak jauh dari rumah gadis itu kembali pergi bersama
dengan 2 orang lelaki lain yang datang dengan sepeda motor dan papan surfing juga.
Melihat mereka pergi, gadis itu menutup kembali tirai kamarnya dan beranjak
tidur.
Matahari
muncul dengan ceria. Warna kuning menyemburat indah di kaki langit. Sekumpulan
burung-burung terbang bebas di angkasa, menjauh. Kereta api bergerak. Dan di
pantai, beberapa orang sedang berselancar, jalanan juga dipenuhi banyak orang.
Manusia mulai melakukan aktivitasnya hingga matahari kembali menutup diri.
Tenggelam dalam selimutnya.
Pada
saat ini, justru gadis itu terbangun karena bunyi alarm. Ia meraih jam dan
mematikannya. Kemudian membuka jendela
dan meregangkan otot-ototnya.
“Oh,
Kaoru di sini.”
Tak
lama, gadis yang bernama Kaoru itu turun sambil membawa gitar dan telah
bersiap-siap. Ia mengoleskan krim di wajah dan tangannya.
“Kau
akan pergi lagi malam ini?” Ibu bertanya.
Kaoru
mengiyakan. Ya, kali ini pun Kaoru akan bernyanyi dengan
gitarnya sendirian(!)
“Kalau begitu, pastikan kau
datang sebelum jam 4.”
Kaoru
menurut. Ia duduk di ruang makan bersama Ayah di sampingnya.
Ibu
masih khawatir. “Jangan pergi terlalu jauh.”
“Iya,
iya..”
“Terima
kasih makanannya!” (hehe, orang jepang biasa gini kan-biasa ngucapin syukur sebelum
makan, kita juga jangan boleh lupa ya? ^^)
Kaoru
keluar dari rumahnya sambil membawa gitar . Dia berjalan cukup jauh dan berhenti. Ia lalu membersihkan tempat itu dari serakan putung rokok
dengan kakinya. Tak lama, sebuah mobil polisi berhenti di tempat yang sama dan
melihat Kaoru. Di dalamnya, dua orang pria sedang berbincang.
“Bagaimanapun,
dia terlihat seperti di bawah umur. Malam begini...... Apakah dia tersesat?”
Polisi 1 membuka pintu mobil.
“Tak
apa. Kau tidak perlu khawatir. Orang tuanya sudah menjelaskan.”
Polisi
1 tampak heran, dia bertanya, “Menjelaskan tentang apa?”
“Bagaimana
aku menjelaskannya ya? Ini sejenis alergi XP. Korbannya akan mati bila terkena
sinar matahari.”
Polisi
1 tampak
tidak percaya. (HAH??? ADA TOH PENYAKIT KAYAK GITU? Kok dira ngerasa orang
Jepang sono punya banyak penyakit untuk diekspos hihhihi bercanda kok). “Oleh
karena itu, dia hanya bisa keluar pada malam hari.”
Kaoru
duduk, meletakkan tas gitar dan membukanya. (haha dira ngarang) Lalu dia
menyalakan korek api dan YAP!!! LILIN MENYALA! Lilin itu bersinar lemah di atas
tas gitar kaoru. Suasana romantis telah tercipta dan kini tinggal lagu dari
YUI-SAN! >______< Duh kak yui, suaramu itu lho! MELTING! Download It's Happy Line mp3
Untuk kesalahan siapa aku
hidup? (HASH T.T kok gitu?)
Hari-hari mendung telah lewat
Seberapa banyak kau merasakan
sakit dan lemah ini?
Membenamkan diriku dalam
hari-hari yang tak berguna
Hari ini Aku menulis mimpiku
Meskipun itu belum lengkap
Bintang-bintang yang berkerlip
sebelum fajar
Apakah mereka menghilang?
Akankah mereka kembali besok?
Hari esok tidak akan tahu
Inilah garis kebahagiaan
Untuk kesalahan siapa aku
hidup?
AAAAAAAAAAAARGH....
berasa bener sedihnya Kak Yui T.T
Kaoru
berjalan pulang. Ia berhenti di sebuah tempat pemberhentian bus. (Liat gak,
semua serba biru di situ! Tempat minuman kalengnya da tulisannya “Pocari Sweat” -----baca beserta
nadanya ya! :D) Kaoru duduk dan menyandarkan gitarnya di bangku. Kaoru
membaringkan tubuhnya sejenak. Lalu entah mengapa, dia malah memindahkan tanda
pemberhentian bus ke sisi satunya. Dan dia duduk, tersenyum. ^^ Kaoru melihat
jam tangannya. 04.00
Di
tempat lain, alarm (biru nan kecil) berbunyi. Seorang lelaki berusaha
mematikannya dan bangun dengan mata sayup dan masih menguap. Tak lama, ia sudah
bersiap dengan seragam, tasnya dan tak lupa papan selancar! O.O
Terlihat
Kaoru duduk
di samping jendela kamarnya. Memandang dengan wajah riang ke arah lelaki yang
kini sudah berada di tempat pemberhentian bus semalam. Mungkin lelaki itu
sadar, kalo letak tanda pemberhentian bus udah berubah! Haha... neng Yui eh
maksud dira Kaoru hanya tersenyum simpul.
Ibu
memasukkan barang-barang ke dalam tas di dapur. Ayah juga mempersiapkan
makanan. Lalu Ayah beranjak menuju
pintu, hendak pergi. “Aku pergi.” katanya.
Eh, dari pintu masuk,
muncul seorang gadis berseragam dan berkcamata. (Mmm, rambutnya panjang dan
dira liat semua perempuan rambutnya panjang di sini hehe) Ia menanyakan Kaoru, “Kaoru
di mana?”
“Dia
baru saja tidur. Jika kamu membangunkannya sekarang, dia akan membunuhmu.” Ayah
mengingatkan.
“Kalau
itu aku, akan
baik-baik saja.”
“Kalau
begitu pergilah.” Akhirnya Ayah mengijinkan.
Si
gadis kacamata itu melihat baju panjang
lengkap dengan maskernya (seperti yang dipake bapak-bapak di peternakan lebah)
yang digantung dekat pintu masuk. Ia bertanya, “Bibi, apakah kamu membuat yang
baru lagi?” tanyanya. Hoooo...baru ketauan kalo dia itu sepupunya Kaoru. J
“Ya,
yang lama terlalu kecil.”
Si
gadis memegang baju itu. Tapi, Ibu melarangnya dengan lembut. Kemudian Misaki menuju
lantai atas.
Seseorang
sedang (mencoba) berselancar di tengah ombak. Ia mencobanya lagi, lagi. Kedua
temannya di pinggir pantai meringis.
“Jarang
kan ada orang yang tidak bisa menaikinya?”
“Lucu.
Dia bilang suka berselancar.”
Teman
1 kemudian memandang langit, “Hey, bukankah matahari sudah agak tinggi?”
Teman
2 yang mendengarnya melihat jam dan terkejut, “Sudah jam 10!” Mereka berdua
berteriak, “TIDAK!” Yap, waktunya pergi. ckckckckck
“Kouji,
keluarlah cepat! Kita sudah terlambat sekolah!”
“Nani?
Apa?” (haha, ngeliat Kouji yang berusaha naik ke papan selancarnya lucu)
“Ya,
saya tahu. Tolong tunggu sebentar.” Ibu mencatat pesanan. “Alaria dan salad
sarden juga Pizza Margarita.” (makanan apa tuh? Dira mau juga dong pesan satu
--“) Dan Ibu kembali dengan mengantar pesanan lain dari Ayah si koki.
Kaoru
memasang wajah cemberut L Ia melihat seorang petugas memindahkan tanda pemberhentian bus ke letaknya semula
wkwkwkwk. Eits, dari belakang Misaki menepuk bahu Kaoru, “Kamu sedang melihat apa?”
“Bukan
apa-apa.” Kaoru mengelak. Tapi, Misaki masih celingak-celinguk mencari apa yang
dilihat sepupunya (yang pintar menyanyi itu).
Bulan
dengan tiga perempat wajah jerawatnya menampakkan diri. Di suatu tempat, sebuah
sepeda tengah meluncur tak beraturan. Belok kiri, belok kanan... Berboncengan, kedua gadis
bersepeda riang.
Sudah malam dan aku tidak
dapat melihat wajahmu
Yui
menyanyi sambil memainkan gitarnya. Kali ini selain lilin kecil, ada Misaki.
Dapatkah kamu melihat
kebahagiaan setiap orang di wajah mereka?
Walaupun aku tak dapat tertawa
Pemikiran mereka tentang hari
esok ada di hatiku
Aku dapat melihat mata merahmu
Dan mencoba untuk tertawa
Hari esok tidak akan tahu
Inilah garis kebahagiaan
Misaki
tersenyum mendengar lagu itu. Mereka berdua senang.
Kemudian musik berhenti. Kaoru memusatkan pandangannya ke sesuatu. Misaki turut mengikuti arah pandangan Kaoru. Kaoru sedang memerhatikan Kouji yang berjalan tepat di depannya. Sayang, Kouji tidak melihatnya dan hanya berlalu.
Kemudian musik berhenti. Kaoru memusatkan pandangannya ke sesuatu. Misaki turut mengikuti arah pandangan Kaoru. Kaoru sedang memerhatikan Kouji yang berjalan tepat di depannya. Sayang, Kouji tidak melihatnya dan hanya berlalu.
Misaki
penasaran, “Kau mengenalnya?”
Tiba-tiba
Kaoru malah
menitipkan
gitarnya pada Misaki dan bangkit pergi.
“Tunggu!
Kau mau ke mana?”
Kaoru
tidak menggubris. Ia berlari menyusul Kouji. Kouji yang baru mau berjalan
setelah menunggu palang kereta api terbuka, tertabrak oleh Kaoru yang terlambat
mengerem larinya. Kouji jadi terjatuh. Ia mengaduh, menatap Kaoru tajam. Kaoru sendiri
sambil membungkuk, memperkenalkan diri. Aneh?
Bersambung di sini ya ^^ Next : Sinopsis Taiyouno Uta part 2
0 Response to "Sinopsis JMovie Taiyou no Uta Part 1"
Post a Comment