Review Jdorama Mother (2010) - Compared to Kdrama Call Me Mother (2018) Episode 1 Part 5

Not allowed to copy and repost these Little Thing's (ndyra.blogspot.com) Posts to other site. Take out infos and link with credit.

Sebelumnya: Review Mother Episode 1 Part 4


Credit: NTV and tvN



Review Jdorama Mother Episode 1 Part 5



Nao membungkuk di hadapan kepsek. Kepsek mengungkapkan ia juga senang untuk Nao, yang bisa melakukan apa yang ia suka akhirnya. Sudah mau liburan musim semi (jadi pihak sekolah masih ada waktu untuk mencari pengganti Nao), Kepsek meminta Nao tak perlu tak enak hati. Ia balik membalas, membungkuk pada Nao. 

Sama. Kepsek mengucapkan selamat. Manusia memang perlu mengejar mimpinya, kata beliau. Beliau juga yakin akan bisa segera menemukan guru pengganti bagaimanapun. Jadi tak perlu cemas. Soo Jin membungkuk berterimakasih pada kepsek yang masih duduk (di sini bedanya. Versi Jepang dari awal kepsek sudah berdiri baru duduk). Kepsek lalu mempersilahkan Soo Jin pergi. Ia berdiri dari tempat duduknya, beranjak ke arah lain.

Ada tambahan adegan di versi Korea. Bu guru Ye Eun nyeletuk di sebelah Soo Jin yang sudah duduk. Ia tahu ini akan terjadi. Soo Jin diberi kesempatan meraih impiannya. Soo Jin menanggapi ia tahu keadaan jadi sulit kemarin karena dirinya. Bu Ye Eun agak menyindir dengan mengaitkan kesukaan Soo Jin terhadap burung cocok dengan karakternya yang dingin dan tampak tak berperasaan (karena akhirnya pindah sebelum menyelesaikan masalah Hye Na?).  Soo Jin yang mendengarnya hanya mendesah. Bu Ye Eun sendiri langsung pulang setelah itu. 

Nao di kelas sedang membersihkan papan tulis saat Rena masuk. Rena menyapa gurunya tersebut akrab sebelum kemudian dikoreksi oleh Nao dan Rena menurut. Gunakan bahasa formal dengan gurumu, katanya. Rena menghampiri Nao untuk membicarakan rencana mereka melihat burug migrasi. Nao membantah, ia tak membuat janji itu. Jangan berharap tinggi. Rena yang mendengarnya, tampak memiliki wajah kecewa. Ia mengerti dan membungkuk memberi salam pamit. 

Nao bangkit dari duduknya dan berkata pada Rena yang berhenti berjalan pergi kalau ia bisa bicara pada Bu Miura jika butuh. Nao yakin Bu Mira pasti mendengarkan.Rena tak menjawab.


(beda juga di bagian ini. Diperlihatkan Soo Jin yang memanggil Hye Na duluan) Soo Jin yang juga pulang dan melihat Hye Na di depannya, berseru memanggil si siswa yang ia khawatirkan. Tapi yang dipanggil malah lari seolah tak mendengar sebelum memilih berbalik jua. Sepertinya ini habis pengumuman kepindahan Soo Jin. Karena Hye Na berkata, ia pikir ia akan pergi melihat burung migrasi bersama bu gurunya ini..

Ketika ia sampai di depan rumahnya, ia kaget mendapati kandang Suzu, hamsternya ada di luar. Tak diperlihatkan apa Suzu mati atau tak ada di dalam sana. Rena berteriak-teriak memanggil namanya. 


Sama. Sesampai Hye Na di depan gerbang rumahnya, ia terkejut mendapati Jjing sudah tak ada dalam kandang di atas tumpukan plastik sampah di sana. 

Tak berapa lama, ibu Rena pulang diantar pacarnya. Rena menanyakannya pada sang ibu. Bu Michiki bilang Suzu bahagia di surga. Adegan Rena yang sebelumnya pernah bertanya pada Nao tentang apakah surga itu benar-benar ada, terputar kembali. Suara Rena dibuat menggema.   


Ketika ditanya Hye Na, Ja Young yang baru keluar gerbang melihat Hye Na, juga menjawab Jjing pergi ke surga *dengan agak sebal. (Entah.. saya masih ngerasa keibuannya ibu Rena daripada Ja Young hehe) Ja Young menambahkan pula kalau itu lebih baik daripada terkunci di kandang, bukan?

Rena menunduk sedih. Bu Michiki melanjutkan kalau itu bukan kesalahannya. Rena membenarkan sepeninggal ibunya masuk ke rumah. Ia tersenyum seolah menenangkan diri sendiri kalau Suzu memang ke sana. Aih..

Langkah Ja Young namun terhenti tak lama setelahnya karena Hye Na bilang, surga itu tak ada. Ja Young baru beralasan, bukan dia yang melakukannya! (membunuh Jjing?)

Rena ini masih kecil tapi udah masuk ke perpus besar. Ia mencari surat kabar bulan April? Petugas perpustakaan kemudian mendekatinya bertanya, apa Rena sudah menemukan apa yang ia cari? Rena mengangguk. Ia bertanya, menunjuk pada salah satu suku kata di surat kabar tersebut (jadi ngerti kenapa di Korea dijelasin Hye Na yang belajar mengeja). Sapporo (dalam kanji?).

*Bagian ini tidak ada. Diganti dengan perpanjangan adegan Seol Ak dan Hye Na.

Nao membuka sebuah surat. Sepertinya surat penerimaan kerjanya. Di meja itu, ia juga melihat ke arah notes kecil Rena yang tertinggal, ia lalu membuka lembar demi lembarnya.


(beda) Sambil mengemas keperluannya, pandangan Soo Jin tertambat pada notes Hye Na yang ketinggalan. 

Sementara di tempat lain, Rena tampak menyembunyikan (sampai meremas) selembar kertas (dari perpustakaan?) saat pacar ibu Rena ada di sampingnya. 

*bagian ini tentunya tidak ada

"Hal-hal yang kusukai. Kursi putar." Nao melihat isi notes, namun suara Rena yang terdengar membacanya.

Suara Hye Na terdengar, membaca setiap kata yang dibaca oleh Soo Jin.. hal-hal yang ia sukai..  

Rena diminta mengenakan gaun putih anak kecil oleh pria itu.  

"Jalan melandai." Kaki Rena yang dishoot. Terlihat jalan menurun melandai di belakangnya. (kursi putar tak ada di list Hye Na) "Jalan melandai yang berkelok” penonton melihat dari belakang Hye Na yang menatap lurus ke arah punggung Ja Young yang meninggalkannya. Berjalan cepat menyusuri jalan melandai berkelok dari rumah mereka."

"Gema di kamar mandi." (bagian ini tidak ada. Diganti benda lain) “Tas besar dengan roda” kamera menyorot ke arah koper yang digunakan Hye untuk bersembunyi dan sekaligus jadi tempat tidurnya.


Seol Ak membuka koper tersebut dan membuat Hye Na yang masih tidur dengan kandang Jjing terbangun. Seol Ak awalnya bertanya apa Hye Na menangis, tapi kemudian mengancam Hye Na akan mati kalau menangis.  

"Kontak mata dengan kucing (sama. Saya nggak tahu maksudnya). Melihat Suzu makan biji bunga matahari."(diperlihatkan Suzu yang ngegemesin banget emang) “Suara Jjing makan biji bunga matahari” Bahkan jika air matanya jatuh atau Hye Na membuat suara sekecil apapun. (Nggak tega saya ngeliat Hye Na kayak menahan tangisnya TT.TT)

"Suara berjalan di salju (yang ini juga tidak ada). Awan di langit malam (Rena banget yang sering jalan keluar malam-malam). Cream Soda." (Minuman kesukaan mereka berbeda)

Kedua pipi Rena dipegangi, Rena diminta lagi untuk mengerucutkan bibirnya. Ia dipakaikan lipstik.  

"Suara payung terbuka. Krayon putih. Hari mengelap lantai(?). Tangga cerobong asap (HA!). Berganti pakaian sesuai musimnya. Jeruk yang mengapung di jelly. Bau jalan setelah hujan." (yang terakhir saja yang sama)


Suara debur ombak” (Hye Na jadi membayangkan suara Jjing yang makan..ia seakan mengerti. Yang ini gantinya suara berjalan di salju yang gemerisik? Hehe) Seol Ak menyeret Hye Na keluar kamar. Hye Na agak menjerit. “Bau angin sebelum hujan.”

Seol Ak bertanya, bukankah ia sudah bilang apa yang akan ia lakukan pada anak-anak yang berisik? Mendengarnya, Hye Na menoleh ke belakang, jendela.. “Saat mataku bertemu tatap dengan mata kucing.” Hye Na berkata, mereka sekarang di lantai 1 dan jatuh dari lantai 1 tak akan membunuhku. (Oh, Hye Na-ya...)

(Yang ini juga tambahan) Seol Ak dibuat tertawa kecil. “Ketika balon bertambah besar dan besar.” Seol Ak bercerita apa yang ia lakukan pada Jjing, menekannya *mencekik? dengan keras.. sangat keras (tangan kecil Hye Na meremas bingkai jendela tempatnya bersandar. Sigh! Detail meski tak ditunjukkan benarkah ia mencekik Hye Na) “Jalan menuju laut” (BAGUS BANGET shootnya!) Seol Ak bercerita bagaimana tindakannya menyebabkan mata Jjing membengkak seperti mata udang, merah dan melompat keluar dari tempatnya.. berdarah.. “Bayangan matahari di lautan.”

Seol Ak melepas cekikannya. Hye Na terbatuk. Saya nggak tahu apa yang terjatuh. Hmmm. Seol Ak memakaikan lipstik dan menyemprotkan parfum seraya mengolok Hye Na yang menjijikkan. (HA? Sama-sama nggak ngerti sama dua psiko ini. Tapi waktu pertama saya nonton versi Korea, saya sempet punya pemikiran kalau Seol Ak kayaknya nggak punya waktu banyak bareng Ja Young yang selalu kerja sepanjang hari. Jadi dia ingin mencium parfum Ja Young yang ia semprotkan ke badan Hye Na)

"Kursi belakang sepeda. Penyeka kapas. Gunting kuku (aw! di versi Korea makanya dijadiin adegan). Kunciran dua (kayak Bu Michiki yang diliatin). Dibelai kepalanya. Dipeluk. Ibu di iklan sabun."(jangan bilang gema dan ini kaitannya sama mandi bareng ibunya t.t Nao jadi tertegun)

Bu Michiki habis keluar dan masuk mendapati Rena dilipstiki sang pacar dari dekat. Ia marah dan memukulkan keresek yang dibawanya ke arah Rena. Rena langsung sembunyi di bawah meja, tapi bu Michiki tetap memukulkan ke arahnya. "Kotor! Kotor!" Ia mengulangnya tanpa henti. 


Hye Na memanggil ibunya yang tiba dan terkejut melihat Hye Na dan Seol Ak begitu dekat. “Ibu. Saat ibuku memelukku erat.” Tapi Ja Young malah memukulkan tasnya ke Hye Na. Hye Na sampai terjatuh. Ja Young mengatai Hye Na jijik pula (Cuma beda sub aja kayaknya, artinya sama-sama kotor. Bedanya) Ja Young langsung menghapus liptik di bibir Hye Na dengan kasar.


“Caffe Latte.” (ini gantinya Cream Soda kesukaan Rena. Baru di episode berikutnya akan diceritakan)

Entah berapa lama kejadian ini berlangsung, di luar sudah gelap saat pacar Bu Michiki bertanya, apakah ia yakin dengan ini. Bu Michiki tak membalas dan malah mengajaknya ke hotel yang punya karaoke. "Maksudku.." kata si pacar ini tak dihiraukan dan Bu Michiki berseru menyuruhnya cepat pergi saja. (baru ngerti kenapa bu Michiki mau pergi karaoke setelah nonton versi remakenya. Ia tampak merasa bersalah)

Dan sepeninggal mobil yang membawa keduanya melaju, penonton ditunjukkan keresek besar yang sempat terguling ke samping, namun bisa tegak kembali sendiri. 



Sesudahnya Ja Young diperlihatkan telah berada di mobil siap pergi dengan Seol Ak. Seol Ak menanyakan jam berapa filmnya tayang. Maksudnya ngajak ke bioskop, namun Ja Young berkata ia ingin kopi yang manis dan enak. Ia mengaku butuh penyegaran untuk menyadarkannya (Kalau di versi Jepang, si pacar masih ada keraguan, di sini Seol Ak kayak yakin banget mau pergi. Ja Young juga bilang kenapa dia mau pergi) Mereka meninggalkan keresek besar hitam di luar gerbang. 

(tambahan)“Hari pertama guru Kang Soo Jin tersenyum.” Jelas saja hal ini membuat Soo Jin benar-benar tersenyum saat membacanya. 

Di lain tempat, Nao sepertinya hendak pergi memberikan sebuah dokumen sebelum akhirnya memutuskan ke tempat Rena dulu. (saya belum bilang ya kalau mobil Rena dan Hye Na mirip kecil dan kotaknya?) Nao bergegas berjalan ke rumah saat sebuah keresek hitam besar menarik perhatiannya. Ia mendekat dan kecurigaannya membawanya untuk membuka bungkusan plastik tersebut. Ia sangat tak habis pikir melihat di dalamnya adalah Rena yang sudah lemas. 


Soo Jin masih menatap rumah Hye Na di hadapannya ketika suara terdengar dari dalam keresek hitam besar di sebelahnya, mengundang kecurigaan. Apalagi muncul cahaya dari dalam sana. Soo Jin cepat-cepat membukanya dan menemukan Hye Na.

Nao kembali lagi ke rumahnya. Sepertinya tak jadi ke tempat tujuan awal dilihat dari ponsel yang terus berdering tak ia angkat. (yang ini tentu tidak ada di versi remake)


Kilasan tamparan, jerit dan pandangan mata seorang pria tampak mengisi kepalanya. Soo Jin membawa Hye Na ke kamarnya.

Ia menjepret setiap saksi bisu, luka lebam di sekujur tubuh Hye Na, lengan, leher, dan wajah. Ia mengucap kata maaf. Maaf membuka luka tersebut tanpa minta izin dulu. Seperti yang pernah dilakukan bu Ye Eun.

Soo Jin sempat memejamkan mata, kilasan buruk masa lalu (?) tak berhenti mengusiknya. 

Mungkin Nao membelai lembut leher Rena sehingga Rena terbangun. Nao menanyakan apa yang ingin Rena minum atau makan ketika Rena membuka mata, namun Rena tak berkata apa-apa. 

Nao makin cemas. Ia bertanya apa yang seharusnya ia lakukan? Apa ada tempat yang mau dituju Rena seperti taman hiburan atau kebun binatang atau mall? (saya kayak ngerti mengapa Nao bisa heboh begini. Siapa yang nggak kelabakan yang biasanya nggak deket sama anak-anak ngeliat Rena)

Rena menjawab terbata. Ia ingin pergi ke Sapporo. "Sapporo mana? Kenapa Sapporo?" tanya Nao bingung.

Di sini bagian nyeseknya (nggak ada di versi remake. Mungkin mereka membuat hal-hal menyentuh ini cuma dipunya Jepang untuk menjaga orisinalitas). Rena cerita dengan kondisinya yang lemah, kotak pos bayi..ia mau ke kotak pos bayi..Ia bahkan menunjukkan sepotong surat kabar (ada tulisan 'selamatkan hidup para innocent-tak bersalah' Kotak bayi adalah tempat di mana ibu-ibu bisa meninggalkan anaknya di sana. Katanya sih di Jepang nggak ada, di Korea adanya.. Makanya di surat kabar ini ada berita pembukaan kotak pos bayi di Sapporo) yang didapatnya tadi dan berkata tak ada gambarnya, jadi bisakah seorang anak tujuh tahun masuk ke dalamnya. "Bisakah 104 cm masuk ke dalamnya?" (DAMN!!!)

Nao memegang kening Rena. Sudah tak terkatakan bagaimana perasaannya saat itu sendiri memegangi sepotong surat kabar. (adegan ini kayaknya yang digantikan kilasan kekerasan pada anak perempuan di bayangan Soo Jin)


Sama. Soo Jin langsung menyelimuti Hye Na setelah ia rasa cukup untuk menjepret beberapa bagian. Ia bertanya pada Hye Na lembut apa Hye Na mau minum atau ada yang mau ia makan. Hye Na menggeleng lemah.. bahkan ketika caffe latte terucap.. Hye Na hanya mengatakan ingin melihat burung bermigrasi. (di sini bedanya. Kayaknya sih udah nggak ada lagi kotak pos bayi di Korea?) 

Berlatar hamparan salju putih di dekat pantai, Nao dan Rena duduk bersebelahan berselimut. Nao menatap pemandangan di depannya dengan pandangan kosong. Rena dengan memegang sehelai bulu burung yang disimpan Nao, bertanya apa yang dipikirkan ibu gurunya itu.  

(Di sebelah mana Hye Na duduk aja beda sama versi orinya. Ckck) Hye Na dan Soo Jin akhirnya pergi ke pantai. Berlatar padang ilalang, Hye Na bercerita tentang Lee Hwan. Saat ia tinggal dengan paman (Seol Ak) dan ibunya, ia terlalu berisik sehingga paman melemparnya dari balkon apartemen lantai 4. Lee Hwan masih berusia 5 tahun tapi dia mati dan tak bisa jadi siswa SD lagi. (yang ini ganti dari cerita hal-hal kesukaan Rena)

Nao bilang, hal-hal kesukaan Rena. Ia menyebutkannya satu per satu. Rena juga menyahut. Ia menambahkan pula burung migrasi. 

(tambahan) Sepertinya Hye Na tahu kalau ceritanya direkam jadi meski Soo Jin menyuruhnya berhenti jika terlalu menakutkan, Hye Na tetap tak berhenti. Hye Na mengaku menuliskannya di buku catatan meski semua orang melupakan namanya karena hanya ia yang tahu bagaimana Lee Hwan mati. Hye Na juga mengatakan ia diancam ole Seol Ak agar tak mengatakannya kalau tak mau mati. 

Dan begitulah burung migrasi tampak terbang melewati mereka. Rena yang melihatnya malah berlari, berteriak.. "Ajak aku denganmu!!!" Berulang kali seraya membuat gerakan mengepakkan sayap dengan bulu masih di tangan mungilnya.


Sunyi sekali saat Hye Na memamaparkan ini sehingga saat burung melewati mereka seraya bersuara, sungguh terdengar jelas.


Hye Na yang melihat sehelai bulu yang terjatuh di atas pasir pantai, berlari mengambilnya. Soo Jin bergegas menghampiri Hye Na yang semakin ke tengah laut. (beda juga di sini. Nao Cuma bisa melihat Rena dari jauh. Rena tak berjalan ke tengah. Ia tahu batasnya) “Ya..kalian mau ke mana? Tak bisakah kalian mengajakku serta?” Hye Na melambaikan bulu yang ia ambil tadi. Berharap ikut diajak. Suaranya ini berasal dari benaknya. Tak sampai keluar melalui bibirnya. Ia menangis.. ia juga ingin dibawa jauh sampai surga.. 

Ombak meraih sepatunya. Rena kemudian berhenti dan menunduk sedih lagi. Ia tahu mereka tak akan membawanya. Ia berlari berbalik dan Nao menangkapnya. Rena menggosok-gosokkan bulu ini di pipi Nao, bertanya Nao tadi tidak menghitung jumlah burngnya kan? Guru harus melakukan pekerjaannya padahal.. 


Soo Jin berlari ke arah Hye Na (Duh, landscape bagian ini breathtaking banget >.<), menariknya ke pinggir lagi. (tahu kan ya kalau mereka pas syuting ini dingin sekali?) Soo Jin seketika memeluk Hye Na, 

Nao seperti sudah memutuskan sesuatu. Ia berkata ia akan menculik Rena yang masih ia panggil Michiki. Rena membalas, bukannya kau nanti akan dipenjara? "Bisa jadi. Aku bisa jadi di penjara." Giliran Rena yang mengkhawatirkan gurunya. Penjara itu terbuat dari batu..dingin dan gelap..apalagi ada tikus..juga tidak bisa mandi.. Nao membenarkan. Rena berkata jangan kalau begitu. 

Soo Jin berkata akan membawa Hye Na pergi, beribu-ribu kilometer ke tempat tak seorangpun mengenalinya. Sama. Hye Na juga bertanya apakah gurunya ini nggak akan masuk penjara kalau begitu? Soo Jin menjawab, ya hal itu bisa terjadi. Hye Na tentu tak mau.

Nao membalas dia pun selalu melakukan hal-hal yang tak seharusnya dilakukan kok (seperti nggak ngontak ibunya beberapa tahun terakhir?). Dia mungkin berbuat salah, tapi Rena juga bisa jadi semakin menderita. Karena itu ia akan jadi ibu Rena. Rena menoleh ke arah gurunya. Nao melanjutkan, mereka akan mulai tinggal bersama. 

Soo Jin tak menjawab (bagian ini bedanya. Soo Jin to the point. Bisa dimengerti juga sih). Ia hanya menegaskan, bahwa Hye Na tak perlu pergi dengannya sebab Hye Na tak akan pernah bisa kembali. Hye Na pun  tak akan dapat menemui ibunya lagi. Namun apabila Hye Na kembali, Hye Na bisa berakhir seperti Lee Hwan.  

Hye Na jadi penasaran, apakah seorang anak tak bisa bertahan tanpa seorang ibu? (yang ini juga tambahan) Soo Jin menjawab yakin, bisa. Dan ia akan membantu Hye Na agar bisa.

Bisakah ia jadi ibu Rena?

Bagian berikutnya yang paling saya suka! (karena nggak ada di versi remake) >.< Nao menghadapkan Rena ke arahnya, bilang kalau tanggal 1 April Rena tahu kan? Lusa. Itu akan jadi hari di mana Rena diizinkan berbohong. Kita akan sama-sama berbohong. Kita akan meninggalkan kota ini dan pergi ke tempat di mana tak seorangpun akan mengenali mereka. Aku akan jadi ibumu. Kau akan jadi putriku. Tidak ada yang boleh tahu tentang kita. Kita harus tetap berbohong seumur hidup kita. Bisakah kau..seumur hidup kita tak membiarkan seorang pun tahu..bisakah kau berbohong bahwa aku ibumu? Rena, bisakah kau memanggilku okaasan?

Rena berdiri menangis memeluk gurunya. Okaasan..ibuku..ibu...ibu..

Nao membalas pelukan itu (manis banget beneran! Pelukan mereka bisa cocok kayak lock and key. Rena cukup kecil untuk dipeluk Nao yang memang agak berjongkok) dan berkata, kau tak diabaikan. Kau yang mengabaikannya (karena ia tak dianggap ibu hehe). Nao menutup mata haru. (bagian ini aja sama. Wah.. tapi nggak diskrip sih kayaknya)



(berbeda. Soo Jin yang lebih dulu memeluk Hye Na) Hye Na terisak, ibunya membuangnya ke tempat sampah..! Soo Jin membalas, “Kini giliranmu mengabaikan ibumu. Bisakah kau?” (mian, nggak bisa bilang buang juga. Sakit. Meski ya kayaknya subnya aja yang beda. Sama-sama diabaikan intinya) Soo Jin kembali memeluk Hye na, menitikkan air mata.

Intro lagunya Kim Yuna bagus..cocok sekali sama vibenya Moher versi Korea. Slow khas melo. Beda sama versi Jepangnya haha. Melonya Jepang kalau dibikin gini juga malah nggak sedep. Saya suka Ost mother versi jepang^^


Berikutnya versi Korea sudah masuk episode 2, sementara kita masih punya 10 menit lagi untuk akhir episode 1 versi Jepang. Perjalanan kabur dimulai..

Lebih ngerti setelah bikin ini ya. Jepang emang cocok sama format episode pendek. Tapi dengan itu mereka bisa memadatkan cerita dan nggak perlu banyak kalimat penjelasan nan mengharukan. Berbeda dengan Korea yang seperti perlu menjelaskan beberapa hal lewat adegan. Episode banyak bisa dimengerti pula. Semuanya punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing :D

0 Response to "Review Jdorama Mother (2010) - Compared to Kdrama Call Me Mother (2018) Episode 1 Part 5"

Post a Comment

I talked about my thought the most because I dont know the others mind^^ You can share your own here.

thank you very much for your comment. :)
Hope you can come back!!!

*Pssssst I'd like you to join my little survey here, wanna know from what fanbase you come.. so "who's your favorite actor/es from this drama?"